Klaten (beritajatim.com) – Suporter sepakbola asal Surabaya yang akrab disebut Bonek (bondo nekat) meminta maaf dan memberikan santunan kepada pedagang di Stasiun Ceper, Klaten, Rabu (25/1/2012). Bantuan ini sebagai bentuk perhatian atas insiden pengrusakan oleh oknum Bonek pada 14 Januari 2012 lalu.
Pemberian bantuan oleh Bonek ini didampingi suporter asal Solo, Pasoepati. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, pihak Polsek Ceper meminta mediasi dan penyerahan bantuan dilakukan di Balaidesa Ceper. Dalam mediasi ini dijaga ketat oleh polisi dan TNI.
Sesepuh Bonek dari Jogjakarta, Tulus Budi mengatakan, pihaknya mewakili suporter Surabaya mengaku menyesal atas insiden pada 14 Januari 2012 lalu. Pada dasarnya, Bonek tidak diajarkan untuk melakukan perbuatan pengrusakan.
Atas kejadian tersebut, pihaknya meminta maaf serta memberikan santunan untuk meringankan beban para pedagang. Bantuan yang diberikan berupa uang. Dana bantuan ini diperoleh dari sumbangan para suporter di Surabaya.
“Kami tidak lepas dari tanggungjawab. Nominal bantuan tidak bisa kami sebutkan. Pemberian santunan ini sebagai bentuk kepedulian Bonek dengan pedagang. Namun intinya, kami bersilaturahmi dan meminta maaf atas insiden beberapa waktu lalu,” ujar Tulus.
Dewan Pimpinan Pusat Pasoepati, Maryadi alias Gondrong menambahkan, atas santunan yang diberikan oleh Bonek diharapkan bisa diterima dan dimaklumi para pedagang. “Permohonan maaf Bonek tentunya harus disambut baik. Dan semoga tidak ada kejadian serupa,” imbuhnya.
Sementara itu, pedagang di Stasiun Ceper mengaku masih trauma atas insiden pengrusakan yang dilakukan oleh sejumlah Bonek pada 14 Januari 2012 lalu. Namun demikian mereka sudah memaafkannya.
Korban pengrusakan, Purwanti (67) warga Desa Kujon, Kecamatan Ceper, mengaku sudah memberikan maaf kepada Bonek atas kerusakan barang dagangannya. Kerugian yang dialami saat itu sekitar Rp 1 jutaan. Pihaknya berharap kejadian itu tidak akan terulang lagi. “Saya sudah memberi maaf. Tapi saya masih sangat trauma jika ingat kejadian itu,” ujar Purwanti.
Hal senada juga diungkapkan pedagang lainnya, Suharni (50) warga Dukuh Ngeseng, Desa Jambu Kulon, Kecamatan Ceper. Ia berharap para Bonek bisa menjaga sikap untuk lebih baik. “Saya sudah memaafkannya,” ujarnya.
Mewakili warganya, Kepala Desa (Kades) Jambu Kulon, Sunardi mengatakan, atas insiden tersebut diharapkan tidak ada lagi aksi balas dendam dari warganya terhadap suporter Bonek.
“Pada dasarnya warga Jambu Kulon juga senang dengan Tim Persebaya. Setiap tim itu bertanding pasti warga saya mendukungnya,” ujar Kades. [kun]
Pemberian bantuan oleh Bonek ini didampingi suporter asal Solo, Pasoepati. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, pihak Polsek Ceper meminta mediasi dan penyerahan bantuan dilakukan di Balaidesa Ceper. Dalam mediasi ini dijaga ketat oleh polisi dan TNI.
Sesepuh Bonek dari Jogjakarta, Tulus Budi mengatakan, pihaknya mewakili suporter Surabaya mengaku menyesal atas insiden pada 14 Januari 2012 lalu. Pada dasarnya, Bonek tidak diajarkan untuk melakukan perbuatan pengrusakan.
Atas kejadian tersebut, pihaknya meminta maaf serta memberikan santunan untuk meringankan beban para pedagang. Bantuan yang diberikan berupa uang. Dana bantuan ini diperoleh dari sumbangan para suporter di Surabaya.
“Kami tidak lepas dari tanggungjawab. Nominal bantuan tidak bisa kami sebutkan. Pemberian santunan ini sebagai bentuk kepedulian Bonek dengan pedagang. Namun intinya, kami bersilaturahmi dan meminta maaf atas insiden beberapa waktu lalu,” ujar Tulus.
Dewan Pimpinan Pusat Pasoepati, Maryadi alias Gondrong menambahkan, atas santunan yang diberikan oleh Bonek diharapkan bisa diterima dan dimaklumi para pedagang. “Permohonan maaf Bonek tentunya harus disambut baik. Dan semoga tidak ada kejadian serupa,” imbuhnya.
Sementara itu, pedagang di Stasiun Ceper mengaku masih trauma atas insiden pengrusakan yang dilakukan oleh sejumlah Bonek pada 14 Januari 2012 lalu. Namun demikian mereka sudah memaafkannya.
Korban pengrusakan, Purwanti (67) warga Desa Kujon, Kecamatan Ceper, mengaku sudah memberikan maaf kepada Bonek atas kerusakan barang dagangannya. Kerugian yang dialami saat itu sekitar Rp 1 jutaan. Pihaknya berharap kejadian itu tidak akan terulang lagi. “Saya sudah memberi maaf. Tapi saya masih sangat trauma jika ingat kejadian itu,” ujar Purwanti.
Hal senada juga diungkapkan pedagang lainnya, Suharni (50) warga Dukuh Ngeseng, Desa Jambu Kulon, Kecamatan Ceper. Ia berharap para Bonek bisa menjaga sikap untuk lebih baik. “Saya sudah memaafkannya,” ujarnya.
Mewakili warganya, Kepala Desa (Kades) Jambu Kulon, Sunardi mengatakan, atas insiden tersebut diharapkan tidak ada lagi aksi balas dendam dari warganya terhadap suporter Bonek.
“Pada dasarnya warga Jambu Kulon juga senang dengan Tim Persebaya. Setiap tim itu bertanding pasti warga saya mendukungnya,” ujar Kades. [kun]
Sumber : timlo.net
0 komentar:
Posting Komentar