Surabaya - Tewasnya empat supoter Persebaya di Lamongan, ternyata membuat iba kepolisian. Senin (12/3/2012) siang, Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya beserta jajarannya mendatangi rumah duka Bonek ABG asal Pesapen Kali Gang II nomor 1, Miftaqul Huda (14).
Waka Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Kompol Kholilur Rahman, memberikan santuan kepada keluarga korban serta mantan Kapolsek Pabean Cantikan memberikan pengarahan pada suporter yang hadir di rumah pelajar SMP Kawung kelas dua ini.
Dalam pengarahan itu, supoter dihimbau agar tidak melakukan belas dendam atas kematian empat bonek lainnya, selain Huda. "Kalau saling dendam, maka tidak akan menyelesaikan masalah, lebih baik damai saja," kata Kholilur kepada para bonek Pesapen.
Kholilur menambahkan bahwa jika ingin menyaksikan pertandingan club kesayangannya, Persebaya, yang ada di luar Surabaya, sebaiknya melakukan koordinasi dengan Bhayangkara, Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) wilayah Pesapen.
Apabila sudah melakukan koordinasi dengan Bhabinkamtibmas, Bhabinkamtibmas akan menjembatani keberangkatan bonek Pesapen. "Sebaiknya bonek berangkat dengan diantar Bhabinkamtibmas ke terminal atau stasiun agar tidak ricuh," lanjut Kholilur.
Seperti diketahui, kematian Huda, kepalanya bocor akibat dilempari saat kereta yang ditumpanginya melewati Babat, meninggal dalam perawatan di rumah sakit daerah Bojonegoro.
Apabila melihat pertandingan Persebaya di luar kota, lebih baik meminta izin dari kedua orang tua. Tindakan Huda untuk bisa melihat Persebaya di Bojonegoro justru membohongi orang tuanya. Huda beralasan akan mengikuti Persami di sekolahnya, SMP Kawung.
"Ketika malam, orang tua Huda justru mendapat kabar dari Rumah Sakit Bojonegoro bahwa anaknya telah meninggal. Hal itu membuat orang tua Huda panik dan bingung," tambahkan Kholilur. [gil/fit/kun]
Waka Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Kompol Kholilur Rahman, memberikan santuan kepada keluarga korban serta mantan Kapolsek Pabean Cantikan memberikan pengarahan pada suporter yang hadir di rumah pelajar SMP Kawung kelas dua ini.
Dalam pengarahan itu, supoter dihimbau agar tidak melakukan belas dendam atas kematian empat bonek lainnya, selain Huda. "Kalau saling dendam, maka tidak akan menyelesaikan masalah, lebih baik damai saja," kata Kholilur kepada para bonek Pesapen.
Kholilur menambahkan bahwa jika ingin menyaksikan pertandingan club kesayangannya, Persebaya, yang ada di luar Surabaya, sebaiknya melakukan koordinasi dengan Bhayangkara, Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) wilayah Pesapen.
Apabila sudah melakukan koordinasi dengan Bhabinkamtibmas, Bhabinkamtibmas akan menjembatani keberangkatan bonek Pesapen. "Sebaiknya bonek berangkat dengan diantar Bhabinkamtibmas ke terminal atau stasiun agar tidak ricuh," lanjut Kholilur.
Seperti diketahui, kematian Huda, kepalanya bocor akibat dilempari saat kereta yang ditumpanginya melewati Babat, meninggal dalam perawatan di rumah sakit daerah Bojonegoro.
Apabila melihat pertandingan Persebaya di luar kota, lebih baik meminta izin dari kedua orang tua. Tindakan Huda untuk bisa melihat Persebaya di Bojonegoro justru membohongi orang tuanya. Huda beralasan akan mengikuti Persami di sekolahnya, SMP Kawung.
"Ketika malam, orang tua Huda justru mendapat kabar dari Rumah Sakit Bojonegoro bahwa anaknya telah meninggal. Hal itu membuat orang tua Huda panik dan bingung," tambahkan Kholilur. [gil/fit/kun]
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar